KABARSOLUSI.COM – Nilai tukar rupiah dibuka pada perdagangan hari ini, Selasa (23/4/2024) melemah ke posisi Rp16.245 per dolar Amerika Serikat (AS). Mengacu data Bloomberg pukul 09.05 WIB, mata uang rupiah dibuka melemah 0,05% atau 8 poin ke level Rp16.245 per dolar AS.
Indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau naik 0,04% ke posisi 106,11.Mata uang kawasan Asia lainnya yang terpantau melemah terhadap dolar AS pagi ini, misalnya, dolar Hong Kong turun 0,02%, dolar Taiwan melemah 0,01%, yuan China melemah 0,02%, ringgit Malaysia turun 0,06%, dan baht Thailand melemah 0,08%.
Sementara itu, mata uang Asia yang masih kebal terhadap dolar AS yaitu yen Jepang naik 0,08%, dolar Singapura menguat 0,02%, won Korea naik 0,09%, peso Filipina menguat 0,18%, dan rupee India naik 0,12%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp16.190 hingga Rp16.270.
Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi fluktuasi rupiah. Dari luar negeri, Ibrahim menyampaikan bahwa kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama, telah membuat sebagian pelaku pasar bias terhadap dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Melemah, Gubernur BI Pastikan Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Terjaga
“Namun, meredanya kekhawatiran akan konflik yang lebih besar di Timur Tengah memberikan sedikit kelegaan pada mata uang regional, seiring dengan membaiknya selera risiko,” ujarnya dalam publikasi riset harian pada Selasa (23/4/2024).
Pada pekan ini, isyarat mengenai kebijakan moneter AS akan menjadi fokus, khususnya dari data indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data ini akan dirilis pada Jumat dan diperkirakan menegaskan kembali inflasi AS yang masih stabil per Maret.
Selain itu, isyarat lebih lanjut terkait perekonomian AS juga akan dirilis pada pekan ini, yakni data purchasing managers’ index per April 2024 yang mencerminkan data aktivitas bisnis AS. Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 kembali mencetak surplus US$4,47 miliar.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Maret 2024 mencapai US$7,31 miliar atau sesuai ekspektasi para analis.
“Sementara itu, surplus neraca dagang Indonesia pada Maret 2024 sebesar US$4,47 miliar. Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 47 bulan berturut-turut sejak mei 2020,” tambah Ibrahim.
BPS juga mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$22,43 miliar pada Maret 2024. Kinerja tersebut meningkat sebesar 16,40% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Peningkatan kinerja ekspor terjadi karena kenaikan nonmigas, terutama logam mulia emas perhiasan, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewan nabati.
Di sisi lain, nilai impor Maret 2024 mencapai US$17,96 miliar atau turun 2,60% MtM. Impor migas tercatat sebesar US$3,33 miliar atau naik 11,64% MtM, sementara impor nonmigas senilai US$14,63 miliar atau menurun 5,34% secara bulanan.(KS/Arum)