HFANEWS.COM – PT Indosat Ooredoo Hutchinson Tbk. (ISAT) menegaskan bakal memperluas cakupan sinyal ke area Nusa Tenggara pada tahun ini. Ekspansi ini sejalan dengan pertumbuhan permintaan pelanggan yang cukup signifikan, terutama di luar pulau Jawa dalam beberapa waktu terakhir.
Direktur Indosat Muhammad Danny Buldansyah menegaskan tahun ini Indosat bakal memperluas cakupan sinyal ke area Indonesia Timur. “Kami tahun ini akan masuk Nusa Tenggara seperti NTT dan NTB. Misi kami adalah empowering every Indonesia sehingga akan membangun konektivitas ke seluruh Indonesia,” katanya kepada Bisnis di Jakarta, Jumat (25/8/2023).
Menurutnya hal tersebut sejalan dengan misi perseroan untuk memperluas konektivitas. Danny menambahkan aksi tersebut pasti akan menelan biaya bagi perseroan meski tidak disebutkan detailnya. Akan tetapi, Indosat tidak akan membangun menara baru dalam aksi perluasan sinyal ke Indonesia Timur.
“Kami tidak pernah bangun lagi, kami akan melakukan sewa. Selain itu kami juga tidak memiliki menara lagi,” ungkapnya. \
Sebagai informasi, PT Indosat Ooredoo Hutchison pada 1 Maret 2023 lalu, telah menjual 997 menara dengan total nilai sebesar Rp1,64 triliun kepada Mitratel.
Bersamaan dengan itu, Mitratel dan IOH berkomitmen untuk saling mendukung pengembangan bisnis dan layanan melalui beberapa kerjasama yang mengikuti perjanjian jual beli menara ini.
Dari sisi transaksi, Indosat telah menyumbang pendapatan Mitratel sebesar Rp803,44 miliar atau setara 19,46 persen pada semester I/2023. Jumlah itu naik dari posisi tahun sebelumnya yakni Rp736 miliar pada semester I/2022. Terdapat potensi jumlah itu akan semakin membesar apabila Indosat memberikan tender sewa menara kepada Mitratel. Pasalnya, menilik dari hasil laporan public expose, mayoritas menara Mitratel berada di luar P. Jawa seperti Nusa Tenggara.
Dalam catatan Perusahaan, Mitratel memiliki 2.410 menara di Bali dan Nusa Tenggara dengan ratio sewa baru 1,3 kali. Adapun untuk wilayah timur lain seperti Sulawesi 3.160 menara dengan rasio sewa 1,44 kali.
Terakhir adalah Maluku dan Papua yang memiliki jumlah menara sebanyak 1.582 unit dengan rasio sewa 1,04 kali. Beberapa waktu lalu, Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan penambahan menara di luar pulau jawa sudah tersebar dan cukup merata. Dengan begitu bisa menjadi kesempatan bagi operator telekomunikasi yang ingin melakukan ekspansi ke luar pulau Jawa.
“Itu bisa menjadi area coverage baru buat Indosat dan XL Axiata yang saat ini baru ada Telkomsel,” ungkapnya. Mitratel pun mematok jumlah penyewa tahun ini bakal meningkat secara keseluruhan.
Mitratel diprediksi menikmati berkah paling besar dari rencana ekspansi sejumlah operator telekomunikasi ke wilayah Indonesia bagian timur karena telah menanamkan investasi baik dalam bentuk akuisisi menara maupun pembangunan baru Anak usaha Telkom Group ini bahkan siap membenamkan investasi baru di menara dan fiber jika permintaan melaju lebih kencang dari perkiraan. Pasalnya, MTEL memiliki rasio utang paling rendah dan didukung arus kas perusahaan yang sangat kuat.
Sederet optimisme itu yang kemudian mendorong Tim Riset JP Morgan memberikan outlook positif untuk saham MTEL. “Target harga kami untuk Desember 2023 adalah Rp900 per saham dengan asumsi rasio harga terhadap EV/EBITDA 12,0 kali. Target yang kami pasang lebih premium dibandingkan rata-rata rasio TOWR yang 9,5x, seiring ekspektasi pertumbuhan kinerja MTEL yang lebih baik [dibanding TOWR],” terang Ranjan dkk.(HFAN/Arum)