Scroll untuk baca artikel
Top banner Example 325x300
BeritaBisnis

Investor Emas Bernapas Lega, Harga Menguat Imbas Penurunan Peringkat Kredit AS

90
×

Investor Emas Bernapas Lega, Harga Menguat Imbas Penurunan Peringkat Kredit AS

Share this article
Example 468x60

KABARSOLUSI.COM – Investor emas akhirnya bisa bernapas lebih lega setelah harga emas dunia menguat, didorong oleh langkah mengejutkan Moody’s Investors Service yang memangkas peringkat kredit pemerintah Amerika Serikat dari AAA menjadi AA1. Keputusan ini langsung memicu lonjakan permintaan aset safe haven seperti emas, di tengah kekhawatiran global akan stabilitas fiskal Negeri Paman Sam.

Pada perdagangan Senin (18/5/2025), harga emas dunia melonjak 0,83% dan ditutup di level US$3.228,96 per troy ons. Meski demikian, pada perdagangan Selasa pagi (20/5/2025) hingga pukul 06.12 WIB, harga emas terkoreksi tipis 0,22% ke posisi US$3.221,09 per troy ons. Kendati menurun, harga masih berada di area konsolidasi yang menandakan kekuatan beli masih cukup kuat di pasar.

Example 300x600

Lonjakan harga emas ini tidak lepas dari kombinasi faktor yang mendorong minat investor terhadap aset yang dianggap aman. Penurunan tajam indeks dolar AS sebesar 0,66% ke level 100,43 turut menjadi katalis penguatan emas pada Senin lalu.

Baca Juga : Pemerintah Batal Moratorium Ekspor Kelapa Bulat, Pilih Pungutan Ekspor Sebagai Solusi

“Faktor pendukung utama untuk emas saat ini adalah penurunan peringkat utang Amerika oleh Moody’s,” ujar Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com. Ia menambahkan, “Dolar juga melemah secara menyeluruh, dengan imbal hasil obligasi naik karena utang pemerintah dijual, jadi ini menciptakan suasana risk-off di pasar.”

Penurunan peringkat ini menandai berakhirnya status “triple-A” yang sebelumnya masih dipegang AS dari Moody’s, setelah sebelumnya dua lembaga pemeringkat besar lainnya — Standard & Poor’s dan Fitch Ratings — telah lebih dulu menurunkannya. Moody’s menyebut lonjakan beban utang dan meningkatnya biaya bunga sebagai alasan utama koreksi peringkat tersebut.

Dalam pernyataan resminya, Moody’s menyebut, “Penurunan satu tingkat ini mencerminkan tren jangka panjang peningkatan rasio utang dan pembayaran bunga ke level yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara dengan profil kredit serupa.”

Situasi ini diperburuk oleh ketegangan dagang yang kembali mencuat. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengungkapkan bahwa Presiden Donald Trump akan mengenakan tarif pada negara mitra dagang yang dinilai tidak bernegosiasi dengan itikad baik. Hal ini memperparah kekhawatiran pasar atas arah kebijakan perdagangan AS.

Dari sisi global, data ekonomi China yang melemah juga turut menambah sentimen negatif di pasar keuangan. Produksi industri China tumbuh hanya 6,1% pada April, melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Penjualan eceran dan investasi aset tetap juga berada di bawah ekspektasi pasar.

Di tengah ketidakpastian global ini, emas kembali menunjukkan perannya sebagai lindung nilai yang andal. Bahkan, pada 22 April lalu, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di US$3.500,05 per troy ons.

Goldman Sachs tetap optimistis dengan prospek emas ke depan. “Kami mempertahankan perkiraan harga emas kami di US$3.700 per troy ons pada akhir tahun dan US$4.000 per troy ons pada pertengahan 2026, meskipun pemangkasan suku bunga The Fed tertunda dan risiko resesi AS menurun,” tulis lembaga itu dalam catatan risetnya.

Sementara itu, dalam unggahan terbarunya di media sosial, Presiden Trump kembali menekan The Fed untuk memangkas suku bunga secepatnya. “The Fed harus memangkas suku bunga lebih cepat, daripada nanti,” tegasnya.

Dengan gejolak global yang masih jauh dari kata reda, emas diprediksi tetap menjadi primadona di kalangan investor yang mencari keamanan dan stabilitas di tengah badai ketidakpastian ekonomi.

Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *