Scroll untuk baca artikel
Top banner Example 325x300
BeritaEkonomi

Karyawan Coca-Cola Bali Terkena PHK

38
×

Karyawan Coca-Cola Bali Terkena PHK

Share this article
Example 468x60

KABARSOLUSI.COM – PT Coca-Cola Bottling Indonesia secara resmi mengumumkan penutupan pabriknya di Bali per 1 Juli 2025. Sebanyak 70 karyawan harus mengucapkan selamat tinggal pada pekerjaan yang telah menjadi bagian dari hidup mereka.

Langkah berat ini diumumkan setelah manajemen Coca-Cola mendatangi Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker) Kabupaten Badung pada Selasa (10/6/2025). Rapat itu menjadi saksi bisu atas keputusan yang tak hanya berdampak pada roda industri, tapi juga mengguncang kehidupan puluhan keluarga.

Example 300x600

BACA JUGA : Ribuan Pekerja Petronas Terancam Kehilangan Pekerjaan

Mayoritas dari mereka yang terkena dampak adalah para pekerja di lini produksi – tangan-tangan terampil yang setiap harinya mengisi, menyegel, dan memastikan botol-botol Coca-Cola siap disebar ke seluruh penjuru Bali. Dari total 70 orang yang di-PHK, sebanyak 55 di antaranya berasal dari pabrik Mengwi, sementara 15 lainnya bekerja di unit Jalan Nangka, Denpasar.

“Keputusan ini sangat berat, namun kami menerima laporan resmi bahwa operasional di Badung akan benar-benar berakhir pada 1 Juli nanti,” ujar I Putu Eka Merthawan, Kepala Disperinaker Badung, dengan nada prihatin.

Dari 70 karyawan, 52 orang kehilangan pekerjaan karena penutupan divisi produksi. Sementara 3 orang mendapat kesempatan untuk dipindahkan ke kantor Coca-Cola di Jakarta dan Surabaya. “Sisanya juga turut terkena dampak secara tidak langsung,” tambah Eka.

Meski kabar ini menyayat hati, secercah harapan datang dari komitmen perusahaan untuk tidak meninggalkan para karyawannya begitu saja. Hak-hak pekerja dijanjikan dibayar penuh, bahkan dengan tambahan pesangon yang melebihi ketentuan dalam Undang-Undang Cipta Kerja.

“Mereka akan mendapatkan 6 kali upah sebagai pesangon tambahan, serta jaminan BPJS Ketenagakerjaan yang terus dibayarkan selama 10 bulan setelah penutupan,” ujar Eka, memastikan bahwa mereka tidak sepenuhnya ditinggalkan dalam gelap.

Namun, tak mudah bagi para pekerja yang kini menghadapi ketidakpastian. Banyak dari mereka telah bekerja bertahun-tahun, membangun mimpi sederhana bersama keluarga dari gaji yang mereka terima setiap bulan. Kini, masa depan terasa lebih abu-abu.

Pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya berlalu, penurunan daya beli masyarakat, dan ketatnya persaingan industri minuman membuat roda bisnis ikut goyah. Sayangnya, dampaknya justru paling terasa pada mereka yang bekerja di balik layar—yang bukan membuat keputusan, tetapi justru menjadi korban darinya.

Dalam suasana penuh haru, satu hal yang pasti: di balik sebotol minuman ringan, ada cerita-cerita perjuangan yang tak ringan. Dan bagi 70 pekerja Coca-Cola Bali, bulan Juli nanti bukan sekadar pergantian bulan, tetapi awal dari perjalanan baru yang penuh tantangan dan harapan.

Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *