Scroll untuk baca artikel
Top banner Example 325x300
BeritaEkonomi

Rupiah Menguat di Tengah Redanya Perang Dagang AS-China,

72
×

Rupiah Menguat di Tengah Redanya Perang Dagang AS-China,

Share this article
Example 468x60

KABARSOLUSI.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan penguatan yang cukup signifikan dalam beberapa pekan terakhir, seiring meredanya ketegangan dagang antara dua raksasa ekonomi dunia: AS dan China. Para pelaku pasar kini mulai melihat secercah harapan setelah konflik tarif yang sempat mengguncang pasar global perlahan mulai diredam oleh langkah diplomasi dari kedua belah pihak.

Kisah ini bermula pada awal April 2025, saat Presiden AS Donald Trump kembali mengguncang dunia dengan pengumuman tarif impor global sebesar 10% pada 2 April. Tak hanya itu, ia juga mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% terhadap produk China, jika Beijing tidak segera mencabut kebijakan tarif balasannya. Ancaman tersebut, yang disampaikan melalui akun Truth Social miliknya, langsung memicu gejolak di pasar keuangan global.

Example 300x600

Rupiah pun tak luput dari tekanan. Setelah libur panjang sekitar 1,5 minggu, mata uang Garuda terpantau anjlok tajam pada 8 April 2025, melemah 1,84% dari Rp16.555/US$ ke Rp16.860/US$. Kejatuhan ini berlanjut secara intraday pada 9 April, bahkan sempat menyentuh Rp16.970/US$, meskipun akhirnya ditutup stagnan.

Namun, situasi mulai berubah ketika Trump mengumumkan penundaan sebagian besar tarif khusus negara selama 90 hari, pada hari yang sama, 9 April. Keputusan ini diambil setelah gejolak pasar saham global menghapus triliunan dolar dari nilai kapitalisasi bursa. Meski begitu, tarif menyeluruh sebesar 10% tetap diberlakukan, dan tarif atas produk China bahkan direncanakan naik menjadi 125%.

BACA JUGA : AS Perketat Aturan, Laboratorium Pengujian dari China Diblokir Masuk ke Pasar Elektronik Negeri Paman Sam

Ketidakpastian ini masih membayangi, hingga akhirnya titik balik terjadi pada 13 Mei 2025. AS dan China mencapai kesepakatan penting: gencatan senjata sementara dalam perang dagang, dengan penangguhan tarif selama 90 hari ke depan. Tak hanya itu, keduanya juga menyepakati penurunan tarif sebesar 115 persen poin — sebuah langkah besar yang disambut positif oleh pasar.

Hasilnya langsung terasa. Sejak momen kesepakatan tersebut, rupiah menunjukkan tren penguatan. Dalam kurun waktu 13 hingga 23 Mei, nilai tukar rupiah menguat sebesar 1,78%, dari Rp16.510/US$ ke Rp16.215/US$. Ini adalah posisi terkuat sejak pertengahan Februari 2025, sekaligus menjadi sinyal bahwa kepercayaan investor mulai pulih.

Jika ditarik lebih jauh, sejak 7 April hingga 13 Mei 2025 — masa yang dipenuhi eskalasi dan kemudian pelonggaran kebijakan tarif — rupiah secara keseluruhan justru mencatatkan apresiasi sebesar 0,27%. Artinya, meskipun sempat terpukul dalam jangka pendek, fundamental pasar tetap menunjukkan ketahanan yang cukup kuat.

Dengan tensi dagang yang kini cenderung mereda dan prospek negosiasi yang lebih konstruktif, harapan akan stabilitas ekonomi global kembali muncul. Bagi Indonesia, ini tentu menjadi angin segar. Jika kondisi terus membaik, rupiah berpeluang melanjutkan tren penguatan ke depannya.

Investor kini menanti langkah lanjutan dari kedua negara. Tapi satu hal jelas: ketika ketidakpastian mulai tergantikan oleh dialog, mata uang negara berkembang seperti Indonesia punya peluang untuk bangkit dan menunjukkan ketangguhannya.

Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *