KABARSOLUSI.COM – Wall Street benar-benar berpesta pada Senin (12/5/2025) waktu setempat atau Selasa dini hari WIB. Bursa saham Amerika Serikat melonjak tajam, didorong oleh kabar mengejutkan bahwa Amerika Serikat dan China akhirnya mencapai kesepakatan awal dalam negosiasi perdagangan mereka yang alot.
Indeks Dow Jones melesat 1.160 poin atau 2,81%, dan ditutup di level 42.410. Indeks S&P 500 naik lebih tinggi lagi, melonjak 3,26% ke 5.844, sementara Nasdaq terbang 4,35% hingga menyentuh 18.708. Ini menjadi hari terbaik untuk ketiga indeks tersebut sejak 9 April lalu.
Katalis utama dari lonjakan ini adalah pengumuman bersama dari AS dan China yang menyatakan bahwa mereka sepakat untuk menurunkan tarif impor masing-masing secara signifikan selama 90 hari ke depan. Pengumuman ini datang setelah rangkaian negosiasi intensif di Jenewa sepanjang akhir pekaN.
Kedua negara menyebut ada “kemajuan substansial” dalam pembicaraan dan menekankan pentingnya menjaga hubungan dagang yang berkelanjutan dan saling menguntungkan. Tarif AS terhadap barang-barang dari China dipangkas menjadi 30%, sementara China memangkas tarifnya atas produk dari AS menjadi 10%.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut pembicaraan itu sangat produktif dan mengisyaratkan akan ada pertemuan lanjutan dalam waktu dekat untuk menyusun kesepakatan dagang yang lebih luas.
Optimisme ini langsung memicu reli besar-besaran di pasar, terutama di sektor teknologi. Saham-saham besar seperti Apple, Amazon, Nvidia, hingga TSMC melonjak. Bahkan, kelompok perusahaan teknologi raksasa yang dijuluki “The Magnificent 7” menambahkan lebih dari $837 miliar dalam kapitalisasi pasar hanya dalam satu hari.
Saham Apple naik sekitar 6%, sementara Amazon melesat 8%, karena banyak penjual di platform mereka sangat bergantung pada produk asal China. Nvidia dan AMD masing-masing naik sekitar 5%, sementara Broadcom dan Qualcomm juga ikut terdongkrak.
Saham-saham teknologi China yang terdaftar di AS pun tak mau ketinggalan. Alibaba, JD.com, dan Baidu ikut naik, seiring harapan baru bahwa perang dagang tak lagi menjadi ancaman serius dalam waktu dekat.
Meski begitu, para analis mengingatkan bahwa ini baru permulaan. Kesepakatan ini masih bersifat sementara dan bukan solusi permanen. Namun, bagi investor, langkah ini cukup untuk menyuntikkan kembali rasa percaya diri ke pasar.
“Ini memang bukan akhir dari negosiasi, tapi langkah besar ke arah yang benar,” ujar Jeff Buchbinder dari LPL Financial. “Kejutan terbesar adalah seberapa rendah tarif yang disepakati. Ini jauh melebihi ekspektasi pasar.”
Tak sedikit yang menyebut ini sebagai efek dari “Trump put” – ide bahwa Presiden AS Donald Trump akan turun tangan jika pasar terlihat terancam. Dan tampaknya, itu memang sedang terjadi.
Dengan negosiasi dagang AS-Inggris yang sudah lebih dulu diumumkan, dan kini sinyal positif dari China, banyak pelaku pasar yang mulai bertaruh bahwa 2025 bisa jadi tahun yang cerah untuk saham teknologi.
Daniel Ives dari Wedbush Securities bahkan memprediksi bahwa saham-saham teknologi punya peluang besar mencetak rekor tertinggi tahun ini, seiring meredanya ketegangan dagang dan pulihnya kepercayaan investor.