HFANEWS.COM – Presiden Iran Ebrahim Raisi mengusulkan negara-negara Arab untuk mengembargo minyak Israel sebagai salah satu hukuman atas agresi ke Jalur Gaza Palestina sejak 7 Oktober.
Raisi menilai kecaman tak cukup untuk menghentikan Israel menggempur Gaza. Usulan tersebut diutarakan Raisi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh pada Sabtu pekan lalu.
Namun, gagasan tersebut tak disambut hangat oleh negara Arab meski seluruh negara dalam KTT itu kompak mengutuk keras agresi Israel ke Gaza dan mendesak gencatan senjata segera, termasuk Indonesia.
Baca juga : Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mengeluarkan Fatwa Dukungan terhadap Palestina
Pengamat politik internasional di kawasan Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, mengatakan penolakan ini muncul lantaran negara-negara Teluk lebih dekat dengan Amerika Serikat, sekutu dekat Israel.
Menurut Yon, menjatuhkan sanksi embargo kepada Israel membuat negara Arab seperti Arab Saudi hingga Uni Emirat Arab yang dekat dengan AS cemas akan memicu masalah dengan Negeri Paman Sam.
“Tidak mengadopsi perang militer dan tidak mengadopsi embargo, karena biar bagaimanapun, hubungan teluk dengan Amerika Serikat cukup dekat dibanding dengan Iran yang melakukan konfrontasi,”
Konfrontasi itu misalnya Iran yang dianggap mensponsori konflik agresi Israel di Palestina melalui milisi-milisinya di Timur Tengah seperti Hamas.
Baca Juga : Arab Mengecam tindakan Israel Menyerang Gaza Tanpa Henti
Milisi di Lebanon Selatan, Hizbullah, turut menggempur Israel sejak 7 Oktober. Mereka merupakan kelompok yang disokong Iran.
Kelompok yang didukung Iran di Yaman, Houthi, juga turut menyerang Israel.
Di luar ini, mereka bermusuhan dengan Arab Saudi. Arab Saudi dan Iran juga sempat putus hubungan selama tujuh tahun sebelum akur kembali di tahun ini.
Di kesempatan ini, Yon juga mengatakan embargo minyak tak disepakati lantaran sejumlah negara Arab telah menjalin normalisasi dengan Israel. (hfan/dvd)