KABARSOLUSI.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagagan awal pekan hari ini, Senin (9/9/2024), diproyeksi lanjut menguat menguji level 7.900 – 8.000 usai berhasil menembus level penutupan tertinggi akhir pekan lalu.
Pada perdagangan Jumat (6/9/2024), IHSG ditutup di level 7.722 atau menguat 0,67% dalam seminggu. Indeks komposit berhasil membentuk level tertinggi baru tepat pada penutupan perdagangan di minggu lalu.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menyebut apabila level 7.600 dapat bertahan sebagai area support maka IHSG berpotensi untuk melanjutkan penguatan hingga level 7.900 – 8.000.
Dimas merinci ada 3 sentimen yang memengaruhi IHSG pekan lalu, yakni inflasi tahunan Indonesia Agustus, PMI Manufaktur AS Agustus dań Non-Farm Payrolls Agustus.
Terkait inflasi tahunan Indonesia pada Agustus, pada Senin lalu BPS merilis data inflasi tahunan Indonesia untuk Agustus 2024 yang mencatatkan inflasi tahunan sebesar 2,12% atau lebih rendah dari bulan sebelumnya (2,13%).
“Jika kita melihat tren inflasi tahunan sejak Maret tahun ini, trennya mengalami penurunan. Hal ini memberikan gambaran terhadap daya beli masyarakat yang mengalami penurunan dalam periode tersebut. Namun demikian, capaian tersebut memang sesuai dengan target inflasi tahunan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia di 2024 yakni 2,5% plus minus 1,” kata Dimas dalam riset, Minggu (8/9/2024).
Baca Juga: 364 Saham Melemah, Diwaspadai IHSG Lakukan Koreksi
Selanjutnya terkait sentimen PMI Manufaktur AS pada Agustus, sehari setelahnya sentimen pasar datang dari AS, dimana PMI Manufaktur AS Agustus 2024 mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di level 47,2 (Vs 46,8 Juli 2024).
Meskipun begitu, pelaku pasar meresponnya dengan negatif pada saat data ini rilis dimana indeks Wall Street turun tajam pada 3 September lalu.
Lebih lanjut, Dimas mengatakan, penguatan market pada pekan lalu tertopang 2 top gainers yakni IDX Financials dan IDX Healthcare. IDX Financials naik 4,26% dan IDX Healthcare naik sebesar 2,33%, tetapi masih tersadera 2 top losers yakni IDX Basic Materials dan IDX Energy. IDX Basic Materials turun 2,10% dan IDX Energy turun sebesar 0,68%.
Pelaku pasar khawatir terhadap pelemahan ekonomi yang terjadi di AS bahkan kemungkinan terjadinya resesi dalam waktu dekat kembali menjadi headline berita.
Perlu diketahui bahwa apabila capaian PMI manufaktur berada di bawah level 50 maka sektor manufaktur di negara tersebut mengalami kontraksi. Sebaliknya, jika indikator tersebut berada di atas level 50 maka sektor manufaktur tersebut mengalami ekspansi.
Sementara itu, terkait sentimen Non-Farm Payrolls pada Agustus, pada Jumat kemarin Departemen Ketenagakerjaan AS merilis data tenaga kerja untuk Agustus yang mencatatkan tambahan permintaan tenaga kerja sebesar 142 ribu atau lebih besar dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar 89 ribu.
“Hal ini juga menimbulkan pertanyaan terhadap The Fed apakah pemangkasan suku bunga yang baru akan dilakukan bulan ini terlambat jika mengacu pada data ini,” katanya.(KS/Arum)