KABARSOLUSI.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada April 2024 anjlok menjadi US$19,65 miliar.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menilai kinerja ekspor pada April 2024 turun 16,40% dibandingkan Maret 2024 (month-to-month/mtm).
Menurut dia, penurunan kinerja ekspor pada April 2024 didorong penurunan ekspor nonmigas, terutama pada logam mulia perhiasan permata dengan andil penurunan 2,12%, mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya 1,44%, kendaraan dan bagiannya andil 0,77%.
“Pada April 2024, nilai ekspor mencapai US$19,62 miliar, turun 12,97% dibanding Maret 2024. Ekspor migas naik 5,03% dan ekspor nonmigas turun 14,06%,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (15/5/2024).
Secara tahunan, ekspor April 2024 mengalami peningkatan 1,72%. Dia mengungkapkan, kenaikan ini didorong adanya peningkatan nonmigas pada logam mulia dan perhiasan permata, barang dari besi dan baja, dan nikel dan barang daripadanya.
Nilai ekspor nonmigas di seluruh sektor mengalami penurunan secara bulanan, utamanya terjadi pada industri pengolahan, turun 15,95%, dengan andil penurunan 11,79%.
“Penurunan ini utamanya disebabkan penurunan nilai ekspor barang perhaisan dan barang berharga, logam dasar mulia, peralatan listrik lainnya, minyak kelapa sawit, serta pakaian jadi atau konveksi dari tekstil,” jelasnya.
BPS mencatat secara tahunan, semua sektor mengalami peningkatan kecuali pertambangan dan lainnya yang turun 19,96% yoy. Sementara itu, ekspor industri pengolahan mengalami kenaikan 8,05% yoy.
Sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 diperkirakan akan melanjutkan tren surplus untuk ke-48 bulan secara beruntun. Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan surplus neraca perdagangan pada April 2024 mencapai US$3,15 miliar, meski lebih rendah dibandingkan dengan capaian surplus pada Maret 2024.
Baca Juga: Siang Ini BPS akan Umumkan Data Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Maret 2024
“Surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 diperkirakan sebesar US$3,15 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan capaian surplus pada bulan sebelumnya yang sebesar US$4,47 miliar,” katanya kepada Bisnis, Selasa (14/5/2024).
Banjaran memperkirakan kinerja ekspor Indonesia pada April 2024 kembali tumbuh positif pada kisaran 6%, setelah bulan sebelumnya terkontraksi sebesar -4,19%. Di sisi lain, kinerja impor pada periode yang sama diperkirakan tumbuh sebesar 9,37%, lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan ekspor.
Kenaikan kinerja impor menurut Banjaran terutama dipengaruhi oleh kembali normalnya aktivitas produksi pasca Idulfitri. “Kenaikan impor yang lebih tinggi sebesar 9,37%, menyebabkan surplus neraca perdagangan lebih rendah,” jelas Banjaran. (KS/Arum)