HFANEWS.COM – Ketegangan terus menggelayuti Laut Merah karena serangan yang dilakukan oleh milisi penguasa Yaman, Houthi, terhadap kapal-kapal dagang dan tanker yang melewati jalur pelayaran kritis dunia tersebut.
Ada kejadian menarik perhatian pada 17 Januari lalu, di mana kapal berbendera Indonesia, Gamsunoro, berhasil melintasi perairan itu tanpa mendapatkan gangguan dari Houthi.
Gamsunoro, sebuah kapal tipe Aframax yang dimiliki oleh Pertamina International Shipping (PIS), telah menjadi sorotan media internasional.
Kapal ini diresmikan pada tahun 2014 dan memiliki panjang 228,6 meter dengan tonase bobot mencapai 104.280 DWT. Keberhasilannya melintasi Laut Merah menjadi suatu kejadian menarik, terutama dalam konteks ketegangan regional dan serangan yang masih berlangsung.
BACA JUGA : Harga Beras Tembus Rp16 Ribu per Kg, Kenaikan Terjadi Pada Berbagai Kualitas
Peristiwa ini terjadi bersamaan dengan konflik yang sedang berlangsung di kawasan tersebut. Dua kapal tanker, termasuk Gamsunoro, awalnya menjauh dari Selat Bab Al Mandab, yang menghubungkan Samudera Hindia dan Laut Merah. Namun, data pelacakan dari London Stock Exchange Group (LSEG) dan Kpler menunjukkan bahwa keduanya tiba-tiba bergerak kembali masuk ke dalam perairan yang sedang diwarnai oleh ketegangan.
Menurut data pelacakan, kedua kapal tanker ini membawa bahan bakar berat dan terakhir kali singgah di Fujairah, salah satu pusat bahan bakar minyak terbesar di dunia, di Uni Emirat Arab (UEA). Meskipun tujuan pasti dari perjalanan mereka tidak dijelaskan secara rinci, kedua kapal memberikan isyarat ke pelabuhan Arab Saudi di sekitar bibir pantai Laut Merah dalam seminggu terakhir.
Sementara itu, Indonesia menjadi perhatian khusus dalam konteks ini. Negara ini tidak memiliki afiliasi atau hubungan diplomatik dengan Israel, dan dikenal sebagai pendukung konsisten kemerdekaan Palestina. Dalam beberapa waktu terakhir, Indonesia telah terus menekan Tel Aviv untuk menghentikan serangannya.
Sebelumnya, beberapa raksasa perkapalan dunia seperti Maersk, Mediterranean Shipping Company (MSC), Ocean Network Express (ONE), Hapag Lloyd, dan Hyundai Merchant Marine (HMM) telah memilih untuk menghindari perairan Laut Merah dan Terusan Suez, yang mencakup 15% perdagangan dunia, sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan oleh milisi Houthi. (hf/dvd)