KABARSOLUSI.COM – Harga batu bara terus menunjukkan penguatan selama tiga hari perdagangan beruntun, didorong oleh peningkatan pembangkit listrik tenaga batu bara di China dan lonjakan permintaan India.
Menurut data dari Refinitiv pada perdagangan Kamis (22/02/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Maret ditutup di harga US$ 124,75 per ton atau mengalami kenaikan sebesar 0,52%. Dengan demikian, harga batu bara sudah menguat sebesar 3,31% dalam tiga haru beruntun.
Peningkatan harga batu bara ini sejalan dengan langkah China, sebagai penyumbang polusi karbon terbesar di dunia, yang kini berisiko tidak mencapai target iklimnya setelah menyetujui puluhan pembangkit listrik batu bara baru.
BACA JUGA : Peradi Utama Bakal Gelar PKPA-UPA, Tawarkan Kualitas Pendidikan Terbaik Biaya Terjangkau
Meskipun berkomitmen untuk “mengendalikan secara ketat” kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara baru, China juga mempercepat persetujuan pembangunan pembangkit listrik batu bara baru setelah mengalami kekurangan pasokan listrik pada tahun 2021.
Menurut analisis dari Global Energy Monitor (GEM) dan Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), dalam dua tahun terakhir, China telah menyetujui pembangunan pembangkit listrik batu bara sebesar 218 GW, setara dengan pasokan listrik seluruh Brasil.
Pada 2023 saja, China menyetujui 114 GW kapasitas pembangkit listrik batu bara baru, naik 10% dari tahun sebelumnya. Konstruksi dimulai untuk 70 GW pembangkit baru, sementara 47 GW lainnya mulai beroperasi.
Aksi drastis diperlukan agar China dapat mencapai target karbon dan intensitas energi pada 2025, dan kemungkinan besar akan kesulitan mencapai target untuk meningkatkan andil energi non-fosil dalam total energi mencapai 20% pada tahun yang sama.
Beralih ke India, konsumen batu bara terbesar kedua di dunia ini, mencatat peningkatan kedatangan kapal batu bara di pelabuhan-pelabuhan. Data Coal Mint menunjukkan bahwa impor India naik 9% secara bulanan (month to month/mom pada paruh pertama Februari 2024 menjadi 10,77 juta ton dibandingkan dengan 9,92 juta ton pada setengah bulan pertama Januari.
Coal India Ltd (CIL), perusahaan tambang milik negara India, juga melaporkan kinerja yang kuat dengan produksi batu bara naik 9,1% yoy menjadi 78,4 juta ton pada Januari. Pada 2024 (April-Januari), total produksi CIL mencapai 610,3 juta ton, meningkat 10,8% dibandingkan dengan periode yang sama pada 23.
Peningkatan impor batu bara India didorong oleh harga yang menarik dan permintaan yang meningkat dari berbagai industri. Faktor ini menjadi sentimen pendukung penguatan harga batu bara secara global.
Dengan lonjakan permintaan dari dua kekuatan ekonomi utama Asia ini, pasar batu bara dapat terus mengalami tren penguatan, sehingga memberikan dampak pada ketahanan energi global dan mengundang pertanyaan tentang dampaknya terhadap upaya mitigasi perubahan iklim. (ks/dvd)