HFANEWS.COM – Pergerakan Nilai tukar rupiah pada Senin (11/9/2023) ditutup melemah. Pada saat yang sama, dolar Amerika Serikat (AS) juga melemah 0,31 persen ke 143,65 jelang pengumuman data inflasi pekan ini dan keputusan kebijakan suku bunga acuannya pada 20 September 2023. Indeks dolar AS juga melemah
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 2 poin atau 0,01 persen menuju level Rp15.330 per dolar AS. Mata uang lain di kawasan Asia mayoritas mengalami penguatan. Won Korea, misalnya, menguat 0,12 persen, diikuti yuan China yang naik 0,72 persen, yen Jepang menguat 1,10 persen, dan rupee India beserta ringgit Malaysia menguat 0,06 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan nilai tukar akan berfokus pada pengumuman data inflasi AS dan harga produsen pada pekan ini.
“Fed secara luas diperkirakan bakal mempertahankan suku bunganya pada pertemuan minggu depan, namun data yang menunjukkan inflasi tetap stabil dapat menunjukkan kenaikan lagi pada akhir tahun ini,” ujarnya dalam riset harian, Senin (11/9/2023).
Menurut Ibrahim, data-data tersebut akan dipelajari secara cermat oleh pelaku pasar guna mendapatkan petunjuk lebih lanjut terkait kebijakan moneter dan jalur suku bunga.
Baca Juga: https://kabarsolusi.com/ojk-hadir-uu-p2sk-karena-sektor-perbankan-butuh-inovasi-baru/
Sementara itu, inflasi konsumen China kembali ke level positif pada Agustus. Pada saat bersamaan, inflasi harga juga turun lebih lambat dibandingkan pada awal tahun ini.
Data tersebut ditambah dengan langkah otoritas Beijing yang saat ini lebih cenderung mendukung sektor properti. Upaya tersebut bertujuan menumbuhkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi di negara importir tembaga terbesar di dunia ini.
“Namun, data lain pada bulan Agustus masih memberikan gambaran beragam mengenai perekonomian Tiongkok, yang sedang berjuang menghadapi perlambatan pemulihan pasca-Covid,” ujar Ibrahim.
Ibrahim memperkirakan rupiah pada perdagangan Selasa (12/9/2023) akan bergerak secara fluktuatif tetapi ditutup menguat di rentang Rp15.290 hingga Rp15.370.
Dari sisi internal, dia menuturkan pelaku pasar memperkirakan The Fed baru akan menaikkan suku bunga acuan pada kuartal IV/2023. Adapun The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakan Fed Fund Rate (FFR) pada 20 September mendatang.
Menurutnya, The Fed ke depan masih akan memberikan tekanan pada pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia lantaran ada potensi kenaikan hingga dua kali lipat.
“Suku bunga The Fed akan berpotensi meningkat hingga 6 persen bahkan juga ada probabilitas akan naik dua kali lipat karena inflasi masih tinggi dan ekonomi masih kuat,” ujarnya.
Kendati demikian, stabilitas nilai tukar rupiah diperkirakan tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, serta inflasi yang rendah. (HFAN/Arum)