HFANEWS.COM – Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan, pihaknya melaporkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mengalami penurunan pada kuartal III/2023.
Amalia menjelaskan ekspor mengalami kontraksi pada ekspor barang nonmigas seperti bahan bakar mineral, lemak, dan minyak hewan/nabati, dan mesin/peralatan listrik, serta ekspor migas, seperti gas alam, hasil minyak, dan minyak mentah.
“Sedangkan ekspor jasa tumbuh positif, seiring peningkatan jumlah wisman dan devisa masuk dari luar negeri,” katanya dalam Konferensi Pers, Senin (6/11/2023).
Menurut dia, ekspor dan impor Indonesia kuartal III/2023 mencatatkan kontraksi, masing-masing sebesar 4,26% dan 6,18% secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Perkembangan ekspor Indonesia dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi sejumlah negara mitra dagang utama, serta perlambatan kinerja perdagangan dan penurunan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global,” katanya.
Dia mencontohkan pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III/2023 melambat menjadi sebesar 4,9% dari 6,3% pada kuartal II/2023.
Demikian juga pertumbuhan ekonomi India yang mencapai 6,5% pada kuartal III/2023, melambat dari pertumbuhan 7,8% pada kuartal II/2023.
Sejalan dengan itu, harga komoditas unggulan Indonesia yang turun, tercermin dari misalnya harga batu bara yang turun sebesar 47,32% secara tahunan atau 21,31% secara bulanan.
Harga minyak kelapa sawit juga mengalami penurunan sebesar 27,15% secara tahunan meski masih meningkat 25,83% secara bulanan.
Secara keseluruhan, BPS mencatat perekonomian Indonesia pada kuartal III/2023 tumbuh sebesar 4,94% yoy, melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,17% yoy.
Berdasarkan komponen pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2023.(HFAN/Arum)