HFANEWS.COM – Dalam sidang parlemen AS pekan lalu, hubungan China dengan TikTok dan bosnya, Chew Shou Zi, menjadi fokus perdebatan terutama terkait keamanan anak di media sosial.
Senator AS mengaitkan TikTok dan Chew dengan pemerintahan China, bahkan mempertanyakan kewarganegaraan Chew, yang kembali ia tegaskan sebagai warga negara Singapura.
Chew juga membantah afiliasi dengan Partai Komunis China, menegaskan statusnya sebagai warga negara Singapura. Senator Ted Cruz mencatat perbedaan perlakuan TikTok versi China dan AS terhadap konten pendidikan anak, sementara Chew membela bahwa algoritma TikTok tidak membungkam konten apapun.
BACA JUGA : Strategi Bertahan Bisnis: CEO GoTo Patrick Walujo Jual 75% Saham Tokopedia ke ByteDance
Senator Tom Cotton membawa isu kelompok Uighurs, menanyakan apakah Chew mendukung tudingan genosida oleh China.
Chew merespons dengan menyatakan siapapun bisa membawa topik ini ke TikTok, tetapi jawabannya tidak memuaskan Cotton, yang menyerang Chew terkait ketakutannya kehilangan pekerjaan jika berbicara tentang pemerintah China.
Sidang juga mengundang CEO media sosial lainnya, termasuk Mark Zuckerberg dari Meta, Linda Yaccarino dari X, Evan Spiegel dari Snap, dan Jason Citron dari Discord.
Sidang ini memperlihatkan ketegangan antara TikTok, pemimpin bisnis, dan kekhawatiran parlemen AS terhadap hubungan dengan China serta dampaknya terhadap keamanan anak di platform tersebut. (hf/dvd)