HFANEWS.COM – Harga minyak mentah sedikit menguat setelah mengalami penurunan selama lima hari. Harga minyak dunia telah mendekati level terendah Juni 2023.
Pelemahan ini membuat negara produsen berkomitmen menguranagi produksi hingga 2024. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 terpantau menguat 1,50% ke level US$70,38 per barel.
Sementara itu, harga minyak patokan Brent kontrak Februari 2024 terpantau menguat 0,51% atau 0,38 poin ke level US$74,68 per barel. Harga minyak mentah WTI kemarin sempat berada di bawah US$70 per barel.
BACA JUGA : Prospek Suku Bunga: Dolar Pulih, Keyakinan Federal Reserve Tuntas
Kemudian harga minyak mentah Brent naik tipis menuju US$75,25 per barel setelah merosot 11%, dalam serangkaian kerugian terpanjang sejak Februari 2023. Data resmi AS menunjukkan peningkatan kembali dalam persediaan minyak mentah di pusat Cushing.
Produksi minyak juga mendekati rekor tertinggi, saat yang sama permintaan bensin melemah. Analisi memperkirakan pasokan yang ada cukup untuk menangani kebutuhan jangka pendek.
Trend penurunan minyak terjadi meskipun telah dicapainya kesepakatan minggu lalu oleh OPEC+ untuk memangkas produksi. Harga minyak berjangka telah turun sekitar seperempat dari puncaknya pada September 2023, di tengah kekhawatiran peningkatan produksi non-OPEC melampaui permintaan.
Terdapat juga spekulasi bahwa anggota OPEC+ sendiri mungkin tidak sepenuhnya mematuhi pembatasan tersebut.
Arab Saudi mengatakan pada awal minggu ini bahwa pemangkasan dapat benar-benar bertahan hingga Maret 2023, dengan pernyataan serupa dari Rusia. Sementara Aljazair dan Kuwait menambahkan suara yang sama, minyak mentah masih berada di bawah tekanan.
“Pasar tampaknya benar-benar mengesampingkan [langkah-langkah OPEC],” terang analis pasar senior di pialang Phillip Nova Pte di Singapura, Priyanka Sachdeva.
Adapun penurunan prospek China oleh Moody’s Investors Service telah menambah pelemahan prospek di negara importir minyak mentah terbesar tersebut.
Mencerminkan pelemahan pasar yang lebih luas, metrik-metrik utama telah melemah, dengan Brent dan WTI berada di contango, di mana kontrak yang jatuh tempo lebih lama diperdagangkan dengan harga yang lebih tinggi daripada kontrak yang lebih dekat, hingga pertengahan 2024.
Aksi jual minyak dapat meningkatkan kemungkinan OPEC+ mengadakan pertemuan darurat dalam beberapa minggu ke depan. Analis bank tersebut menuturkan bahwa pasar sangat kecewa dengan serangkaian tindakan terbaru OPEC+ yang terjadi dengan latar belakang pelemahan. (hfan/dvd)